Wednesday, July 17, 2013

Janji Setia Tomy

Hari ini Yanti menikah dengan Tomy, pria yang usianya lebih tua 16 tahun darinya. Sejujurnya ia belum punya perasaan cinta kepada suaminya itu. Ia mau menikah dengan Tomy karena desakan ibunya, lagipula Tomy adalah pria yang lebih baik karakternya daripada mantan-mantan pacar Yanti yang usianya jauh lebih muda darinya. 

Pesta pernikahan mereka diadakan secara sederhana di rumah Yanti. Hanya keluarga dan teman dekat saja yang diudang ke pesta itu. Yanti tampak cantik dengan kebaya jahitan ibunya. Semua teman Yanti senang karena akhirnya Yanti menikah. Mereka mengucapkan selamat kepada Yanti. Yanti terharu dikelilingi teman-teman baiknya di hari pernikahannya itu. 

“Selamat ya, Yan. Akhirnya kalian menikah juga,” kata Irma teman baiknya sejak SMU, “Tapi kenapa kamu kelihatan sedih? Senyum dong, Yan. Ini kan hari bahagia kalian.” 

“Iya, Ma. Terima kasih buat kedatangan kamu. Entah kenapa aku merasa kosong ya? Sejujurnya, aku belum ada perasaan cinta sama mas Tomy, Ma.” Kata Yanti sambil mengusap air matanya. 

“Bersabarlah, Yan. Cinta itu bisa dipupuk. Kata pepatah jawa bilang, witting tresno jalaran soko kulino lungo-lungo, he he….” Hibur Irma. 

“Ah ada-ada aja kamu, Ma.” Yanti mulai bisa tersenyum mendengar perkataan Irma. 

*** 
Pesta telah selesai dengan lancar. Para tamu undangan sudah pulang ke rumah masing-masing. Yanti masuk ke kamar menunggu mempelai pria. Ia duduk di depan cermin sambil melihat wajahnya sesekali ia menyisir rambutnya. Tiba-tiba jantungnya berdetak kencang. Ia sangat gugup jika suaminya masuk ke kamar. Ia masih belum siap menerima Tomy sebagai suaminya. Hatinya berontak. Ia mengalami sebuah dilema, di disatu sisi ia kasihan pada ibunya yang sudah lanjut usia, tapi disisi lain ia belum bisa mencintai Tomy sepenuhnya. Tomy mengetahui isi hati Yanti. Malam itu mereka tidak tidur berdua. Tomy menunggu Yanti siap menerimanya sebagai suami. Di depan ibunya mereka terlihat mesra tapi di belakang tidak demikian halnya. Terkadang Yanti merasa tidak enak sendiri dengan sandiwara yang dilakukannya di depan ibunya itu. 
*** 
“Selamat pagi, bu?” Sapa Yanti sambil menikmati sarapan paginya. 

 “Pagi. Bagaimana kalian tidur nyenyak semalam?” tanya ibu. 

 “Eh..iya, bu,” jawab Yanti agak canggung. 

 “Lho, mana suamimu?” 

“Sudah berangkat kerja tadi pagi-pagi sekali, bu” 

 “Wah, kamu harus bersyukur lho Yan, punya suami pekerja keras seperti Tomy.” 

 Yanti cuma mengangguk. Ia masih belum bisa menerima cinta Tomy meskipun banyak hal positif yang ada pada diri suaminya itu. Yanti membereskan piring-piring kotor dan bersiap-siap berangkat bekerja. 

 “Bu, Yanti berangkat dulu ya. Ibu hati-hati dirumah. Kalau ada apa-apa telepon Yanti di tempat kerja, ya.” 

“Lho kog sudah masuk kerja? Bukannya kamu masih cuti kan habis nikah?” 

“Ga apa-apa, bu. Lagipula ngapain juga aku dirumah. Udah bu, aku berangkat dulu ya, nanti telat!” Yanti pergi naik sepedanya. 

*** 
Yanti bekerja sebagai pelayan toko di sebuah supermarket. Sedangkan Tomy bekerja sebagai karyawan pabrik. Mereka berdua adalah pasangan yang sama-sama giat bekerja. Setelah menikah Yanti masih bekerja di supermarket demi mencukupi kebutuhan hidup ibunya. Ia tidak mau jika mengandalkan penghasilan suaminya saja. Teman-teman kerjanya kaget manakala melihat Yanti setelah menikah masih masuk kerja. 

“Lho, Yan. Kog kamu udah masuk kerja sih?” tanya Gandis, kasir supermaket. 

“Iya, Dis. Aku kesepian kalau di rumah terus nunggu mas Tomy pulang kerja. Mendingan aku kerja aja.” 

Hari itu Yanti bekerja dengan giat . Begitu jam kerjanya sudah habis, sebenarnya ia malas mau pulang ke rumah tapi karena khawatir dengan ibunya akhirnya ia pulang juga. 

 *** 
Ketika sampai dirumah ternyata suaminya sudah menunggunya. “Baru pulang ya?” Sapa Tomy sambil membuka pintu. 

“Ya mas, tadi aku lembur kerja,” Yanti berbohong. 

 “Ya sudah, kamu istirahat aja kalau capek. Sudah makan belum?” 

“Aku malas makan, mas. Ga selera.” 

“Tapi kamu ga sakit kan?” tanya Tomy cemas. Yanti masih saja bersikap dingin kepada suaminya. 

Tiba-tiba ibunya muncul dari belakang dan membuatnya kaget, “Ada apa, Yan? Kenapa malas makan? Nanti kamu sakit lho!” 

 “Eh, ibu. Iya bu nanti Yanti makan. Ibu tenang aja, ya.” Yanti masuk ke kamar disusul oleh suaminya. 

 *** 
Setiap hari sikap Yanti kepada suaminya selalu dingin. Yanti merasa jenuh. Semenjak ia menikah dengan Tomy ia merasa hampa. Oleh sebab itu sampai sekarang mereka belum juga dikaruniai anak. 

 Suatu ketika ia bertemu dengan seorang duda keren bernama Idris. Idris bekerja sebagai pemilik café. Mereka berdua bertemu secara tidak sengaja saat Yanti makan di cafenya bersama teman kerjanya. Ia jatuh cinta kepada Idris ketika pertama kali bertemu dengannya. Sosok Idris yang keren dan mapan membuatnya lupa bahwa statusnya masih istri Tomy yang sah. Belum pernah ia merasakan perasaan seperti itu bersama Tomy. Pertemanannya dengan Idris semakin dekat. Idris sering mengantar Yanti pulang naik motor. 

 Melihat istrinya selingkuh, Tomy hanya diam. Ia tahu sejak awal Yanti memang terpaksa menikah dengannya. Ia sabar menerima sikap dan perlakukan istrinya itu. Lambat laun ibu Yanti juga mengetahui perselingkuhan Yanti dengan Idris. Ibunya sempat menegur Yanti. Tapi sekali lagi Yanti bersandiwara di depan ibunya. 
 *** 
Yanti sudah dibutakan oleh cintanya kepada Idris. Saat Idris hendak mengajaknya keluar kota menawarinya pekerjaan di café cabang miliknya, Yanti terbujuk. Ia nekat mau pergi meninggalkan Tomy. Siang itu, Yanti menghampiri suaminya yang sedang mengecat pagar rumahnya. 

“Mas, aku dapat tawaran kerja di Bandung. Boleh kan aku pergi?” 

“Jauh sekali Yan, sama siapa kamu ke Bandung? Kamu kan ga punya saudara disana?” 

“Aku memang ga punya saudara disana mas, tapi kan ada mas Idris yang menemaniku. Aku ingin bebas mas! Aku ga mau tertekan!” 

“Oh jadi ini semua karena laki-laki itu? Ya sudahlah Yan, kalau kamu mau pergi tidak apa-apa.” Tomy pasrah saat istrinya ingin meninggalkannya bekerja di luar kota bersama pria lain. 
***
 Yanti berhasil membujuk ibunya untuk berangkat bekerja di luar kota bersama Idris. Ia berjanji akan sering pulang menjenguk ibunya. Yanti senang sekali, ia sudah membayangkan hal-hal indah yang akan terjadi disana. 

Dalam perjalanan, tiba-tiba Yanti mengalami kecelakan sehingga kakinya harus diamputasi sedangkan Idris menjadi buta karena matanya terkena serpihan kaca mobil yang menabraknya dan akhirnya meninggal. 

Tomy mendengar istrinya kecelakaan dan ia segera menjenguk Yanti di rumah sakit bersama ibunya. Yanti hanya bisa menangis meratapi musibah yang menimpanya. Ibunya juga terlihat sedih melihat anak satu-satunya itu sudah tidak punya kaki lagi karena diamputasi.
*** 
Semua impian Yanti kandas akibat kecelakaan ini. Tak henti-hentinya ia menangis menyesali perbuatannya kepada suaminya. Ia minta maaf kepada Tomy karena ingin selalu berusaha meninggalkannya. Walau bagaimanapun Yanti adalah istri Tomy. Saat musibah menimpa istrinya, Tomy tetap lapang dada memaafkan semua perbuatan Yanti. Yanti terharu melihat kesetiaan Tomy. Meskipun sekarang Yanti lumpuh namun suaminya tetap merawatnya dengan penuh kasih sayang. Kini Yanti baru sadar bahwa Tomy lah laki-laki yang tepat untuknya. Tomy selalu setia kepada istrinya.

No comments:

Post a Comment