Saturday, April 6, 2013

BILE REFLUKS yang Menyiksaku

Semua berawal dari seringnya makan mi instan dan terlambat makan serta dipicu oleh depresi karena kematian ibuku akibat kanker telinga. Waktu itu usia saya 16 tahun. Sejak lahir sampai berumur 16 tahun saya belum pernah kena sakit maag, saya bebas makan apa saja dan pergi kemana saja tanpa rasa cemas ataupun takut. Hingga suatu hari saya berangkat ke sekolah kehujanan dan belum sarapan pagi. Saat saya makan nasi pecel di kantin sekolah tiba-tiba saya mual dan muntah.
Hal itu berlangsung setiap hari selama kurang lebih 8 tahun. Setiap saya bangun tidur pagi saya muntah selama berjam-jam. Kadang saya tidak jadi berangkat sekolah karena sudah kesiangan. Waktunya habis untuk muntah-muntah pagi hari. Saya menyelesaikan pendidikan saya di SMU dengan susah payah karena harus melawan sakit saya. Saya cuma masuk sekolah saat ada ulangan saja dan sering tidak mengikuti upacara karena saya tidak kuat berdiri lama.
Lulus dari SMU mencoba bekerja di swalayan walaupun saya masih muntah pagi. Muntah itu seperti sudah direkam di alam bawah sadar saya. Mungkin itu yang dinamakan stress. Saya keluar dan pindah ke luar kotamasih muntah juga setiap bangun tidur dan berhenti sendiri setelah terkuras semua. Setiap hari seperti itu.
Saat bekerja di luar kotasaya diantar teman untuk memeriksakan diri ke psikiater. Disana saya diberi obat amitryptiline dan xanax xr. Perlahan-lahan muntah saya tiap pagi berhenti dan saya bisa lepas obat penenang.
Setahun kemudian saya kembali muntah kali ini siang setelah pulang kerja kira-kira jam 14.00 WIB muntah terus sampai malam jam 20.00. Kali ini muntahnya berbuih seperti sabun cuci. Baru saya tahu bahwa asam lambung saya keluar. Saya memeriksakan diri ke dokter, psikiater, dokter internis, menjalani endoskopi dan hasilnya saya didiagnosa sakit Esofagitis Gr I (LA-A) + Bile Refluks gastritis dan erosi (Antrum dan fundus). Dimana cairan empedu saya sudah mengalir ke lambung.
Saya muntah asam lambung selama kurang lebih 2 tahun. Hidup rasanya cuma setengah hari. Setengah hari untuk bekerja, setengah harinya untuk berjuang melawan muntah berjam-jam terkapar di tempat tidur kos jauh dari orang tua. Dulu waktu kos saya terlalu banyak makan coklat sebagai cemilan karena saya pikir coklat itu mengenyangkan, suka makanan berlemak, setelah makan sering langsung tidur, dan sering kena kipas angin. Jika sudah muntah rasanya kerongkongan saya terbakar, panas di dada dan nyeri. Tak jarang muntah bercampur darah. Makanan mulai banyak pantangan. Karena waktu itu saya bingung dengan penyakit saya yang tak kunjung sembuh saya tulis suratke koran di Suara Merdeka tgl 11 Mei 2008. rubrik Surat Pembaca berharap ada yang dapat memberi saya masukan tentang pengobatan yang tepat untuk sakit saya. Memang banyak yang menyarankan berbagai macam obat tapi belum juga sembuh. Saya hampir putus asa.
Saya pulang ke kampung halaman saya dan pasrah dengan penyakit saya karena jalur medis sudah saya tempuh namun keadaan saya belum juga pulih. Bahkan untuk keluar rumah sendiri pun saya takut. Saya terkena agoraphobia. Suatu hari tanpa sengaja saya bertemu dengan seorang teman baru yang memperkenalkan saya kepada ayahnya sebagai terapis pengobatan alternatif Chikung. Saya berobat selama 2 bulan. Saya jaga pantangan makan saya dan minum obat dengan teratur dan disiplin dan yang paling penting sugesti untuk sembuh. Muntah saya berhenti. Sekarang sudah lewat 4 tahun saya tidak pernah muntah lagi. Demi menjaga kesehatan saya, saya tetap menjaga makan sampai hari ini. Saya jadi vegetarian dan menghindari makanan berlemak. Saya ikut menjadi anggota GIHM Indonesia https://www.facebook.com/groups/gihm.indonesia/karena disini saya bisa berbagi dengan teman-teman yang senasib dengan saya.
Hidup ini harus disyukuri. Selagi anda masih bisa makan dengan bebas, makanlah dengan teratur dan seimbang. Jangan sepelekan maag ringan anda!
  1. Jaga pola makan, pola pikir, gayahidup!
  2. Jika anda terserang GERD (hindari makanan berlemak: kacang tanah, coklat, keju, susu, ikan laut, seafood dan jangan minum kopi/ minuman bersoda).
  3. Bila ingin tidur setelah makan malam beri interval kira-kira 3 jam dan naikkan bantal anda kurang lebih 6-8 inch agar tidak terjadi refluks asam lambung (berbaliknya asam lambung dari perut ke kerongkongan)
  4. Makan setiap 3 jam sekali. (3xmakan besar dan 3x cemilan)
  5. Banyak makan buah. Buah yang disarankan seperti: pisang raja/kepok, buah naga merah, apel merah, pir hijau.
Sayuran yang disarankan: wortel, kentang, labu kuning, onyong, bayam.

Masing-masing orang berbeda kondisi dan penyembuhan, ini adalah pengalaman yang saya ingin bagi untuk anda semua. Semoga bermanfaat dan anda mendapat kesembuhan. Amin.

3 comments:

  1. This comment has been removed by the author.

    ReplyDelete
  2. Masya allah mas , saya juga sedang mengalami bole reflux dan gastritis, dulunya juga suka makan mie dan ygvlemak²saya sedang berjuang apalagi skrng sudah punya anak, semoga mas nya sehat selalu

    ReplyDelete